Adriana Dondokambey Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di SMAN 3 Manado, Siswa Singgung Soal Kebebasan Beragama

25 April 2025 oleh sulut

Kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digelar anggota DPD RI Adriana Dondokambey di SMA Negeri 3 Manado berlangsung penuh makna dan kritis. Salah satu momen paling mencuri perhatian terjadi ketika seorang siswa melontarkan pertanyaan tajam terkait praktik intoleransi yang masih terjadi di beberapa daerah Indonesia.

Siswa tersebut menyinggung soal masih adanya penutupan rumah ibadah, khususnya gereja, serta larangan beribadah yang dialami oleh sebagian masyarakat di luar Sulawesi Utara. Menurutnya, kondisi ini bertentangan dengan nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—yang seharusnya menjadi dasar dalam menjamin kebebasan beragama bagi seluruh warga negara.

Menurut dia, harusnya pemerintah hadir dan menjamin setiap warga bisa beribadah sesuai keyakinannya. Tapi di provinsi lain masih ada gereja yang ditutup. Menanggapi pertanyaan ini, Adriana dengan lugas mengakui masih terdapat tantangan nyata dalam implementasi nilai-nilai kebangsaan, khususnya terkait toleransi beragama di sejumlah daerah.

“Memang masih ada yang seperti itu. Dan justru itulah pentingnya sosialisasi empat pilar ini, supaya semua elemen masyarakat, terutama generasi muda, memahami dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Adriana.

Ia pun mengapresiasi keberanian siswa yang mengangkat isu sensitif tersebut dan menyebut keberanian menyuarakan kebenaran adalah bagian dari semangat demokrasi dan kebangsaan.

Adriana juga menyampaikan rasa syukurnya atas situasi di Sulawesi Utara yang dikenal sebagai daerah dengan tingkat toleransi tinggi antarumat beragama. Ia menyebut Sulut sebagai contoh yang baik dalam menjalankan kehidupan sosial yang harmonis, meski masyarakatnya majemuk.

Saya sangat bangga dengan Sulut, di sini masyarakatnya bisa hidup berdampingan dengan damai. Ini bukti bahwa nilai-nilai dalam empat pilar bisa diterapkan, asal semua pihak berkomitmen,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta sosialisasi.

Kegiatan ini ditutup dengan ajakan Adriana kepada para siswa untuk menjadi agen toleransi dan persatuan di lingkungannya masing-masing. Ia menekankan bahwa generasi muda harus menjadi penjaga nilai-nilai Pancasila dan selalu mengedepankan sikap saling menghormati dalam keberagaman.