Informasi Seputar Kegiatan di DPD RI
AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
03 November 2025 oleh admin
Yogyakarta, dpd.go.id - Gusti Kanjeng Ratu Hemas menegaskan pentingnya transformasi pesantren yang memadukan nilai tradisi dengan inovasi, serta memperkuat kepemimpinan perempuan pengasuh pesantren dalam pembangunan nasional. Hal ini disampaikan dalam Silaturahim Nasional Bu Nyai Nusantara Ke-4 bertema “Transformasi Pesantren: Merawat Tradisi, Membangun Inovasi” di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta, Sabtu (1/11).
Dalam sambutannya, GKR Hemas menekankan bahwa pesantren bukan sekedar lembaga pendidikan, tetapi penyangga moral bangsa yang melahirkan generasi berakhlak, berilmu, dan berjiwa pengabdian. Ia juga menyoroti kontribusi historis para ulama perempuan Nusantara seperti Tengku Fakinah (Aceh), Rahmah El Yunusiah (Sumatera Barat), dan Nyai Khoiriyah Hasyim (Jombang) sebagai teladan kepemimpinan perempuan di dunia pesantren.
“Posisi ibu-ibu Nyai Nusantara hari ini adalah penerus jejak ulama perempuan terdahulu yang telah berjuang membangun peradaban Islam dan bangsa,” ujar GKR Hemas.
Lebih lanjut, GKR Hemas menjelaskan bahwa Ibu Nyai adalah figur penggerak yang membentuk karakter perempuan santri agar berdaya, berpengetahuan, dan mandiri tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan tradisi pesantren.
GKR Hemas juga mengapresiasi meningkatnya jumlah dan pengakuan publik terhadap kepemimpinan perempuan pengasuh pesantren. Namun, ia juga menyoroti pentingnya memastikan pesantren menjadi ruang aman bagi santri, khususnya dalam konteks meningkatnya perhatian publik terhadap kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan agama.
“Saya menitipkan agar para Nyai Nusantara membahas upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di pesantren. Jelang 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, mari kita suarakan ruang aman bagi perempuan dan anak,” tegasnya.
Permainsyuri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu menilai bahwa dukungan terhadap pemimpin perempuan pesantren bukan hanya isu kesetaraan, tetapi strategi pembangunan bangsa. Menurutnya, perempuan pengasuh pesantren berperan penting dalam membentuk santri yang berdaya, berpengetahuan, dan mandiri tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.
Ia juga menyoroti tiga pilar utama transformasi pesantren, yaitu:
Sebagai Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas menegaskan komitmennya untuk mendukung kebijakan publik yang berpihak pada pesantren dan penguatan peran perempuan di bidang Pendidikan Islam.
“Saya percaya bahwa masa depan bangsa akan lebih kuat apabila pesantren menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi berilmu, berkarakter, dan berdaya saing,” tutupnya.
Acara tersebut resmi dibuka oleh Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Stauf, Katib Syuriyah PBNU KH. Hilmy Muhammad, Ketua RMI PBNU KH. Hodri Arief, Ketua RMI PWNU DIY KH. M Nilzam Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Nyai Ida Rufaida Ali serta hadir juga Anggota DPR RI Hindun Anisah dan Rieke Diah Pitaloka.
AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA